UNTUK KENAKAN YANG NAK NIKAH PAKAI PANTUN .... DAI PADO SUSAH SUSAH PAKAI YANG ADO KO
Pantun Setibanya dimuka pintu rumah pengantin perempuan
Pihak Laki-Laki : ” Assalamualaikum, wahai Tuan Rumah bolehkah kami masuk ”.
Pihak Perempuan : ” Waalaikumsalam Wr. Wb, wahai orang yang berada ditanah.
Masuk tu boleh saja, tetapi sebelumnya kami mau tahu apa maksud dan tujuan
Kalaulah datangnya baik tentu kami sambut baik kalau datangnya membawa petaka elok tuan balik segera.
Pihak laki-laki : Cik Puan ini kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tau.
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Buah pauh selasih sayang
Angin menyapa ditengah sunyi
Dari jauh kami datang
Ingin berjumpa idaman hati
Anak gagak tepi perigi
Jatuh berlutut berdarah kaki
Kalaulah tidak karena hati
Rasa tak patut kami kemari
Pihak Perempuan : Oooh........begitu,
Nampaknya besar sungguh hajat dibawa
Tapi, apakah kami boleh percaya dengan kata-kata tuan
Maklum ........ sebelum terkena elok waspada
Tikar pandan tikar anyaman
Tikar ada sejak berjaman
Kalaulah benar ucapan tuan
Apa taruhan sebagai jaminan
Pihak laki-laki : jika begitu yang Puan tanya
Kedatangan kami nampaknya masih diragukan
Begini sajalah.
Perahu berlayar ke Tanjung Tuan
Angin bertiup kearah Selatan
Apa taruhan yang Puan inginkan
Cobalah sebut jangan lah segan
Pihak Perempaun :
Pasang lilin dalam perahu
Perahu sakat melanda pantai
Sengaja dihalang pengantin baru
Karena syarat adatnya belum selesai
Pihak laki-laki :
indung-indung si anak kandung
Hujan reda cuaca pun terang
Kami datang semuanya bingung
Mengapa dipintu kami dihalang
Kagum melihat kain terhalang
Beginikah adat resam melayu
Hajat baik kami yang datang
Mengapa pula diempang pintu
Pihak Perempuan :
empang pintu resam melayu
Kain panjang dipegang erat
Begitulah adat jaman dahulu
Pintu diempang menurut adat
Ambil sapu dibalik dinding
Jangan tunduk jangan menyuruk
Tapi kita sudah berunding
Adakah dibawa penawar sejuk
Pihak Laki-laki :
orang melayu masak ketupat
Berisi pulut bercampur santan
Tapi kan kita sudah sepakat
Kami nak masuk mengapa ditahan
Jika tuan ketanjung balai
Kami dendang senandung Asahan
Syarat dan rukun sudahpun selesai
Pengantin nak masuk masih ditahan
( utusan laki-laki sedikit mengomel )
Ketasik sudah........ke Penang sudah........ ke kedah pun sudah
Hanya kemersing yang belum
Merisik sudah – meminang sudah – menikah pun sudah
Hanya bersanding saja yang belum
Jadi mau apa juga lagi.
Pihak perempun :
Bersabarlah dulu tuan
Impal larangan tegak berdiri
Lengkap pula dengan senjata
Jika nak masuk sediakan kunci
Barulah pintu dapat dibuka
Pihak laki-laki :
Menurut adat dan suku sakat
Datuk Nenek pernah berpesan
Kalaulah pintu dijaga ketat
Syarat pembuka tolong tunjukkan
Pihak perempuan :
Negeri Malaka porak poranda
Sejak Hang jebat jadi durhaka
Kalaulah pintu hendak dibuka
Pakai kunci emas, bukan suasa
Pihak Laki-laki :
Pisang emas masak setandan
Mari letakkan diatas meja
Ini kunci emas kami berikan
Bukalah pintu dengan segera.
Pihak Perempuan :
Tunggu dulu tuan, kami hendak melihat
Apakah asli atau tiruan
Karena syarat telah terpenuhi
Dipersilahkan Raja sehari
Menjumpai permaisuri
Pantun Setibanya dimuka pintu rumah pengantin perempuan
Pihak Laki-Laki : ” Assalamualaikum, wahai Tuan Rumah bolehkah kami masuk ”.
Pihak Perempuan : ” Waalaikumsalam Wr. Wb, wahai orang yang berada ditanah.
Masuk tu boleh saja, tetapi sebelumnya kami mau tahu apa maksud dan tujuan
Kalaulah datangnya baik tentu kami sambut baik kalau datangnya membawa petaka elok tuan balik segera.
Pihak laki-laki : Cik Puan ini kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tau.
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Buah pauh selasih sayang
Angin menyapa ditengah sunyi
Dari jauh kami datang
Ingin berjumpa idaman hati
Anak gagak tepi perigi
Jatuh berlutut berdarah kaki
Kalaulah tidak karena hati
Rasa tak patut kami kemari
Pihak Perempuan : Oooh........begitu,
Nampaknya besar sungguh hajat dibawa
Tapi, apakah kami boleh percaya dengan kata-kata tuan
Maklum ........ sebelum terkena elok waspada
Tikar pandan tikar anyaman
Tikar ada sejak berjaman
Kalaulah benar ucapan tuan
Apa taruhan sebagai jaminan
Pihak laki-laki : jika begitu yang Puan tanya
Kedatangan kami nampaknya masih diragukan
Begini sajalah.
Perahu berlayar ke Tanjung Tuan
Angin bertiup kearah Selatan
Apa taruhan yang Puan inginkan
Cobalah sebut jangan lah segan
Pihak Perempaun :
Pasang lilin dalam perahu
Perahu sakat melanda pantai
Sengaja dihalang pengantin baru
Karena syarat adatnya belum selesai
Pihak laki-laki :
indung-indung si anak kandung
Hujan reda cuaca pun terang
Kami datang semuanya bingung
Mengapa dipintu kami dihalang
Kagum melihat kain terhalang
Beginikah adat resam melayu
Hajat baik kami yang datang
Mengapa pula diempang pintu
Pihak Perempuan :
empang pintu resam melayu
Kain panjang dipegang erat
Begitulah adat jaman dahulu
Pintu diempang menurut adat
Ambil sapu dibalik dinding
Jangan tunduk jangan menyuruk
Tapi kita sudah berunding
Adakah dibawa penawar sejuk
Pihak Laki-laki :
orang melayu masak ketupat
Berisi pulut bercampur santan
Tapi kan kita sudah sepakat
Kami nak masuk mengapa ditahan
Jika tuan ketanjung balai
Kami dendang senandung Asahan
Syarat dan rukun sudahpun selesai
Pengantin nak masuk masih ditahan
( utusan laki-laki sedikit mengomel )
Ketasik sudah........ke Penang sudah........ ke kedah pun sudah
Hanya kemersing yang belum
Merisik sudah – meminang sudah – menikah pun sudah
Hanya bersanding saja yang belum
Jadi mau apa juga lagi.
Pihak perempun :
Bersabarlah dulu tuan
Impal larangan tegak berdiri
Lengkap pula dengan senjata
Jika nak masuk sediakan kunci
Barulah pintu dapat dibuka
Pihak laki-laki :
Menurut adat dan suku sakat
Datuk Nenek pernah berpesan
Kalaulah pintu dijaga ketat
Syarat pembuka tolong tunjukkan
Pihak perempuan :
Negeri Malaka porak poranda
Sejak Hang jebat jadi durhaka
Kalaulah pintu hendak dibuka
Pakai kunci emas, bukan suasa
Pihak Laki-laki :
Pisang emas masak setandan
Mari letakkan diatas meja
Ini kunci emas kami berikan
Bukalah pintu dengan segera.
Pihak Perempuan :
Tunggu dulu tuan, kami hendak melihat
Apakah asli atau tiruan
Karena syarat telah terpenuhi
Dipersilahkan Raja sehari
Menjumpai permaisuri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar